SELAMAT JALAN 19 KU, SELAMAT DATANG 20 KU

Tahun 2013 adalah tahun terakhirku berkepala satu sekaligus tahun pertamaku berkepala dua. 19 ku telah pamit dan kini aku menyambut 20 ku. Tidak banyak hal spesial yang kuberikan buat 19 ku. 19 point target di usia 19 ku tidak lebih dari separuh yang tercapai. Saat 2 tahun saya berstatus mahasiswa, malah pada saat yang bersamaan saya merasa mahamalas. "I'm sorry my nineteen".

Hidup ini memang penuh dengan teka teki. Kadang setelah bekerja keras (apalagi kalau memang kerjanya tidak keras) untuk memperoleh sesuatu, hasil yang kita dapatkan mungkin saja mengecewakan dan tidak jarang diiringi sesal. “Kenapa aku harus melakukan itu tadi?”, “Kenapa aku tidak melakukan itu tadi?”.

Sesal sudah sewajarnya hadir. Karena akan menjadi hal yang luar biasa, bahkan bisa saja menjadi petaka saat rasa sesal (sekecil apapun) tidak menyertai khilaf yang dilakukan. Tapi aku mesti mengerahkan tenagaku untuk tidak membiarkan sesal itu melemahkanku. Agar sesal itu tidak membuatku lupa bahwa sebenarnya ada banyak hal yang mesti kusyukuri.

Sejatinya, rasa sesal tidak mesti dibuang. Ia bahkan dibutuhkan sebagai titik tolak landasan kita untuk bergerak ke depan. Sesal semestinya dapat menjadi refleksi diri untuk lebih baik ke depannya. Bukan malah membuat sesal itu tidak bermakna dengan hanya mengutuk diri yang terlampau bodoh di masa lalu.
So, aku harus mampu memaafkan kesalahan 19 ku untuk perbaikan 20 ku :-)

Cukup satu kali kehilangan tongkat

Cukup satu kali

Jangan dua kali bersalah yang sama

Jangan dua kali

Orang yang baik bukan yang tidak pernah

Melakukan kesalahan

Tapi yang menyadari kesalahannya

Dan memperbaikinya

Cukup satu kali kehilangan tongkat

Cukup satu kali

Jangan dua kali bersalah yang sama

Jangan dua kali

Tak seorang pun dalam dunia

Yang tak pernah berdosa

Karena sudah kodrat manusia

Tempatnya salah dan lupa

Tak seorang pun dalam dunia

Yang tak pernah berdosa

Karena sudah kodrat manusia

Tempatnya salah dan lupa

(Tapi kalau selalu salah) itu sih bukan lupa

(Tapi kalau selalu lupa) itu mah disengaja.

(Rhoma Irama - Kehilangan Tongkat)